Rabu, 18 April 2018

Bungan Dalam Jambangan

Mawar indah yang harus tumbuh jauh
Terkurung pandangannya pada ruangan
Harum semerbak menyeruak penciuman
Terjebak jambang yang menjanjikan topangan

Lambaian ramah tangkai mungil nan indah
Haus siraman rasa dari limpahan cinta
Arah ganda yang dituju menarik meregang
Menyiksa saraf antara kebutuhan dan keinginan

Air jernih hanya milik petani kebun tulus
Sementara air jambangan terkadang usang
Pujian alam kan membuatmu berseri
Sementara pujian tamu hanya membuat layu

Kebanggaan berdiri di wadah atas meja
Tiada hembusan angin senja ataupun embun pagi
Tiada cahaya langit cerah dan percik hujan
Kelap kelip lampu ruangan telah membuat buta

Besok senja engkau kan layu dan lelah
Tanpa pujian tercabut dari jambang indah
Dilemparkan ke dalam keranjang sampah
Selesailah drama kebahagiaan semu

Saat engkau tergeletak di tanah kering
Sang petani hanya bisa sedih mengenang
Betapa ia penuh cinta menyirammu
Betapa kejam kau direnggut penjual bunga

Esok jambang telah berisi bunga baru
Mengulangi kebanggaan yang sama
Memandang remeh pada bunga bekas
Dan yang tersisa hanya kenangan kebanggaannya..

Minggu, 08 April 2018

Rusa Pucuk Emas dan Kuda Rumput Bumi

Tidak lagi pagi hari
Matahari sudah mulai tinggi
Waktu bermain telah usai
Inilah kisah ujung waktu bermain

Seekor rusa melompat riang
Menyembunyikan ketakutan di tengah padang
Daunan segar dimana-mana tapi tak terjangkau
Sementara rumput hijau tak memuaskan nafsu lagi

Aroma tanah basah hanya kesayangan pujangga
Sang rusa berharap pucuk segar dari jati emas
Walau harus menjual keindahannya
Siapa pun yg membantu bisa mendapatkannya

Adalah kuda hitam yang tengah lewat
Lompatan tinggi dan lari kencang
Tidak membuat pucuk jati emas menjadi lezat
Rumput di peraduan bumi tetaplah terbaik

Namun sang rusa tersesat punya kisah sedih
Hutannya telah dinodai penjarah
Memikul beban rombongan yang tersisa
Dan anak rusa jantan yang tidak tau apa2

Ditengah para singa yang lagi menawar harga
Kuda hitamku tidaklah ingin jual beli
Hanya meringkik membangunkan lamunan
Mengajak berlari menuju hutan pencerahan

Berlari berdampingan seolah seiring sejalan
Sang rusa terkadang melompati pucuk jati emas
Dan kuda memberikan punggungnya
Walau mulai terbaca niat perjalanannya

Saat jerapah pemberi pucuk jati emas datang
Mencium gelagat ganjil dari ringkikan kejauahan
Sang rusa berputar haluan menghadap depan
Melempar tuduhan kepada kuda si pengganggu

Julukan baru untuk sang kuda hitam
Dan kehidupan hutan tetap berjalan
Dan sang gembala rusa masih garang
Dan rusa masih merasa indah dalam tipuan

Dan hujan hari ini telah memastikan lagi
Dan hati kesepian masih bernyanyi sendiri
Dan masih ada yg berlari menuju cahaya
Derap ganda dalam kisah bekas cerita....


Pinggiran Hutan, april 2018


Selasa, 27 Maret 2018

Lemparan Cinta



Kadang berjalan, kadang berlari, kadang diam memendam.
Demi cita-cita yang ku sangka adalah tujuan hidup.
Tapi ternyata hanya titipan dari gelora dunia disekitarku
Yang merasuk menyamar sebagai jiwa.
Menghembus membisik bagaikan nurani suci.
Merayu untuk tetap berlari mengejar matahari.
Ketika rumah jiwaku mulai tertutup rapat tak bercahaya
Sang api datang seolah memberikan pelita.
Hidup dalam kemilau dunia dalam tujuan maya.
Larutku dalam keindahan istana fatamorgana.
Namun masih menyisakan gelisah yang berusaha kuhempas kalah
Sampai rumah jiwaku dilempar sang pengembara
Atapnya yang rekah memberi jalan utk cahaya
Aku masih sempat sumpah serapah murka
Cahaya api yang kupegang sebagai kebenaran
Ku usung tinggi menantang pengembara pendosa
Mengapa rumah jiwaku dilempar sang petaka
Oooh...Perlahan terpesona dengan cahaya yang merambat turun cari celah retak
Haa...sudah berapa lamakah aku dalam kegelapan ini
Bertemankan sang api yang memperdaya
Hanya tangisan sebagai jawabannya
Namun setidaknya aku kembali mengenal-Mu wahai Sang Cahaya.
Terima kasih wahai pengebara gila. Sekarang rumah jiwaku kembali bercahaya.
Kuundang engkau tuk memberikan lemparan terbaikmu
Agar luluh lantahlah penjara jiwa ini
Karena sesungguhnya rumah jiwaku adalah Cahaya diatas Cahaya.
Dan lemparanmu bukanlah siksa, tapi...cinta....

--pengembara gila--

Senin, 26 Maret 2018

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk mengabdi kepada-Nya.
Pengabdian ini akan sempurna saat mampu berserah diri total.
Saat berserah diri maka seharusnya tidak lagi menonjolkan diri karena sudah diserahkan kepada-Nya.
Dalam berserah diri ini musuh terberatnya adalah diri sendiri.

Dalam pembentukan group atau kelompok kecil, kita bisa saja terjebak dalam perkara ini. Kelompok dengan identitas artinya membuat spesifiknya sebagian orang dari orang lainnya.
Spesifik cenderung menonjolkan perbedaan.
Sementara yg kita minta setiap hari adalah ditunjuki-Nya jalan yang lurus, bukan diperjelas perbedaan kita dengan orang lain.
Jalan yang lurus, bukan identitas spesifik.
Menjadi sesuatu itu sempit. Menjadi bukan siapa-siapa itu menuju menjadi segalanya. Ini lebih dekat kepada Sang Maha Luas.
Kemana kita khusuk, disitulah kita sampainya.
Allah seperti sangkaan umat-Nya.
Amalan itu berdasarkan niat yg paling dalam.
Gagal berniat tulus artinya kegagalan melawan diri.
Beragama bukan untuk dihormati, tapi untuk menghormati, bukan untuk dimengerti, tapi untuk belajar pengertian.
Tidak ada takdir yang bukan berasal dari-Nya.
Berserah diri termasuk menerima dengan ikhlas segala takdir.
Upaya manusia bukan untuk mengubah takdir, tapi untuk membersihkan jiwa.
Amarah, ego, merasa menonjol dari yang lainnya, khawatir dan sebagainya hanya mengotori jiwa.
Orang yang telah ridho dan diridhoi itulah yang nafsul mutmainah/jiwa yang tenang.
Jiwa yang tenang adalah jiwa yang sudah menyucikan diri.
Namun tanpa disadari kita lebih sering mewas-wasi diri dari pada mengupayakan ridho dan diridhoi. Lebih sering mengotori dari pada mensucikan.
Saling mengingatkan jalan mensucikan diri lebih baik dari pada saling mengingatkan utk selalu mewas-wasi.
Semoga kita termasuk orang-orang yg mensucikan diri... aamiin...


Minggu, 25 Maret 2018

Belajar Melupakan Semua

Notifikasi WA berbunyi dipagi hari
Biasanya dari kamu
Ternyata saat ini tidak lagi
Lupa bahwa sudah diblock beberapa hari ini
Memang harus membiasakan diri
Dengan kondisi yg mulai terasa tak biasa
Memang sulit melupakan keceriaanmu
Disaat usia melaju cepat tanpa terasa
Kegelisahan bukan waktunya lagi
Namun sulit memungkiri kebahagiaan
Saat dipenuhi ucapan sayang dari yg disayang
Aku tahu resiko terlibat hati
Namun sulit menepis perhatian
Jika bisa membedakan perhatian tulus dan tidak
Mungkin hal ini tidak akan terjadi
Kebodohan di masa usia sudah tidak muda lagi
Hanya menjadi penyesalan memalukan
Mungkin Tuhan ingin memberikan bukti 
Bahwa kebodohan bisa menjadi milik siapa saja
Termasuk dirimu
Ya, kita sama-sama bodoh
Aku tenggelam dalam kebodohan perasaan
Sementara kamu tenggelam dalam kebodohan cita-cita
Entah berapa kali para suci mengatakan
Cinta seharusnya untuk semesta
Cita-cita seharusnya utk berserah diri pada-Nya
Namun kebodohan tetaplah terpasang
Dan kini saatnya merayu diri untuk menerima akibatnya
Terbersit bayangan bahwa suatu hari nanti
Kebodohan ini akan menjadi sesuatu yg sangat berharga
Dan semoga ini menjadi dasar utk bahagia..
Semoga...

Rabu, 21 Maret 2018

Cobaan Keterikatan Kembali

Memang nyata bahwa orang-orang yg satu frequensi itu akan saling bertemu utk berinteraksi. Dan jika perbedaan yg jauh tidak akan saling berdiskusi, apalagi terlibat dalam rencana hidup bersama dan saling berbagi. Begitu juga tulisan ini tidak akan menarik bagi yg tidak masuk dalam pencarian kehidupan yang sebenarnya.

Namun ada perbedaan dalam kenyataan yg beberapa waktu ini aku temui. Terlibat interkasi dengan beberpa orang yg tidak menampakan ketertarikan kepada kehidupan hakiki.

Lebih dari empat tahun menyuarakan pelepasan diri dari keterikatan, bahwa menjadi melekat kepada objek apa saja adalah membiarkan diri terjajah secara mental. Namun memahami dan menyuarakan ternyata adalah perilaku para pencari pemua yang dilanda kekaguman akan temuan awal pemahaman tentang lingkar kehidupan.

Rasa kasihan kepada orang-orang yg mengalami perjalanan hidup yg berat terkadang memancing welas asih utk kembali berbagi sudut pandang kehidupan. Rasa ingin terlibat utk menyelamatkan dari kesia-siaan.
Tapi ternyata kemelekatan kepada objek tertentu menjadi ujian berat bagi sebagian orang. Aku sebagai contoh yang terlibat dalam lingkaran kemelekatan yg ternyata masih menjadi kelemahanku.

Penurunan frequensi kesadaran akibat hubungan terlarang yang dialami, membuat tersingkir dari jalan pencarian makna. Proses pengenalan kepada sesuatu yg hakiki seolah terhenti dan stagnan.

Ya, sangat nyata bahwa cobaan akan diberikan kepada yang tengah berusaha untuk lebih baik. Bagaimana tidak, niat baik yang pada awalnya mencoba merangkul sesama kedalam jalan pencerahan, malah terpuruk kedalam keterikatan dan penjajahan jiwa.

Menyadari hal itu pun tidaklah membuat langkah kembali menjadi mudah. Permainan karakter dalam sandiwara hubungan membuat hati bolak balik. Dan kemelekatan itu harus dibayar dengan kegelisahan yg menyiksa.

Seorang guru pernah berkata, jika engaku merasa telah melepaskan keterikatan, maka akan datang ujian untuk memastikan pencapaianmu, agar kamu mawas diri dan dapat lepaskan diri utk kembali menapak jalan pertumbuhan jiwamu.

Saat ini aku tengah digoda dalam ujian kemelekatan. Semoga Tuhan membantuku dalam melepaskan diri dari ujian ini. Dan jika aku telah terjatuh kembali kedalam kesadaran rendah dulu, aku berharap dapat bangkit setelah mengakui kelemahan yang masih membelenggu.

Ya Allah, aku berserah diri dengan ujian ini. Permudahlah kesabaranku, keikhlasanku, dan rasa syukurku, dan ridhoilah penyerahan diriku.
Semoga hikmah diberikan kepada siapa saja yg menyimak pengalaman ini, terutama utk diriku sendiri.



Denpasar, 22 Maret 2018

Kamis, 15 Maret 2018

Manusia-Manusia Terjajah

Mari kita bicarakan "Perasaan". Sebutkanlah apa saja rasa yang pernah timbul pada perasaan anda.
Cinta
Sayang
Rindu
Cemburu
Benci
Iri
Dengki
Gelisah
Marah
Sedih
Bosan
Jenuh
Nyaman
Damai
Hampa

Dan masih banyak yang lainnya, benarkan??

Untuk anda ketahui semua itu terjadi karena "Cinta" lho. Ada yang tidak sependapat? Benarkan demikian??

Setiap saat perasaan-perasaan diatas tadi silih berganti singgah di dalam hati yang effeknya bisa membuat segala sesuatu menjadi lebih baik. Bukan itu saja, bahkan juga bisa membuat segala sesuatu menajadi lebih buruk. Wow., mengerikan ya..
Jadi kita bisa menjadi lebih baik atau menajdi lebih buruk karena perasaan. Benarkan? Kemudian apakah kita bisa pilih yang baik-baik saja. tentu saja bisa donk. kenapa tidak
Hidup ini pilihan kok (kata para pujangga) Kalau mau yang baik-baik saja, ya pelihara perasaan-perasaan yang membuat kita merasa lebih baik. Gampang kan.
Lah, kalau dijawab begitu sih gampang memang, cuma caranya gimana, ya nggak. Memangnya ada orang yang pingin marah, atau pingin bosan, atau peingin sedih. nggak ada-lah. perasaan timbul karena kondisi dan situasi.
Lalu pertanyaannya apakah perasaan kita dikendalikan oleh situasi dan kondisi? hmmmm....sebagian besar ya. Nggak bisa ditahan tuh.
Pertanyaan selanjutnya "berarti kita sering dikendalikan bukan mengendalikan?". ..........sepertinya begitu....
Lalu boleh dibilang kita ini terjajah, bukan merdeka? Nah.... ini gak tega dijawab nih.... karena sepertinya gak bakalan enak didengar.
Sebagian besar manusia ternyata terjajah oleh situasi dan kondisi sekitarnya. Terjajah oleh makhluk lain di sekitarnya. Tanpa ampun kondisi dan situasi selalu mengombang ambing manusia dari suatu kondisi perasaan ke kondisi perasaan lainnya, dari cinta menjadi cemburu, kemudian menjadi benci, kemudian sedih, kemudian kelisah, kemudian dendam, kemudian marah, kemudian...kemudian...kemudian (ada yang cooling down karena bosan, ada yang cooling down karena capek, ada yang memuncak sehingga stress, ada yang memuncak sehingga bertindak bodoh).....wooow..... dahsyatnya si penjajah.
Nggak kok, bukan saya yang terjajah, kan saya yang marah, saya yang banting pintu kok, saya yang lempar barang kok. saya yang maki-maki orang. Saya yang bertindak semau saya, karena saya merdeka (ha..ha...ha... klu ada yang menjawab begini barangkali kurang nagkap maksud saya diatas ya... masih lamban berfikirnya....ha..ha....ha....)


Nah sekarang silahkan periksa diri anda apakah anda termasuk manusia-manusia terjajah. Separah apa anda terjajah.
Dan apakah anda ingin jadi "khalifah"?

Renungkanlah....

(Lalu tentang semua pesaraan itu karena cinta apa maksudnya...??? Sabar ya... nanti diposting berikutnya)....